Pabrikan mobil besar Mercedes Benz dan startup blockchain Circulor luncurkan pilot uji coba yang bertujuan untuk melacak emisi karbon dalam supply chain cobalt.
Menurut siaran pers per 30 Januari 2020, proyek Mercedes dan Circulor itu muncul sebagai bagian dari inisiatif Startup Autobahn, yang bertujuan untuk mengidentifikasi next-generation automobile. Perusahaan akan menggunakan blockchain untuk melacak emisi gas di semua supply chain kompleks dari produsen sel baterai (ikut mengurangi dampak pemanasan global).
Baca Artikel Terkait Lainnya: Calon Presiden Amerika Serikat Andrew Yang Dukung Teknologi Blockchain
Mercedes akan menggunakan data yang terkumpul selama proses uji coba untuk mengembangkan armada mobil karbon-netral yang baru.
Cobalt Si Kelinci Percobaan
Proyek ini awalnya akan fokus pada pasokan cobalt saja, yang baru-baru ini mengangkat masalah yang berkaitan dengan provenance dan ethics. Cobalt adalah mineral utama untuk membuat baterai lithium-ion, dengan sebagian besar produksi cobalt berasal dari Republik Demokratik Kongo, wilayah yang dikritik karena kondisi penambangan cobalt yang tidak sesuai standar.
Pada 2017, PBB memperkirakan bahwa 168 juta anak berada dalam kondisi kerja yang eksploitatif secara global, dengan sekitar 40.000 anak bekerja di tambang cobalt di DRC.
Program percontohan berbasis blockchain ini akan memetakan aliran produksi bahan-bahan ini dan emisi karbon yang terkait, serta mencatat berapa banyak bahan daur ulang yang akan digunakan dalam supply chain.
Baca Artikel Terkait Lainnya: Salah Satu Kegunaan Bitcoin Yaitu Untuk Membayar Pajak
The post Mercedes Benz Gunakan Teknologi Blockchain Di Setiap Produk Barunya appeared first on .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar