Bank Sentral Sudah Cetak Uang Sebanyak 18 Triliun USD Tahun Ini, Setara Dengan 67 Kali Lipat Total Market Cap Crypto. Begini nasib crypto kedepannya!
Pandemi virus Corona telah menyebabkan krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modern, akibatnya banyak para warga negara di belahan dunia bahkan Indonesia, khususnya Amerika sekarang menganggur akibat PHK.
Pasar saham anjlok secara serentak, indeks saham utama Amerika juga jatuh sebesar 40% hanya dalam kurun waktu sebulan antara pertengahan Februari hingga pertengahan Maret.
Runtuhnya pasar saham akan bertambah buruk jika bank-bank sentral tidak melompat masuk dan mencetak uang dengan jumlah yang sangat besar untuk merangsang ekonomi, dan sekarang skala sebenarnya dari kasus pencetakan uang bank sentral global mulai terungkap.
Baca Artikel Lainnya: Layanan Pers Rilis Crypto, Bitcoin PR Buzz Menawarkan Sebuah Konsultasi Gratis Dan Pers Rilis $ 500
Rupanya, bank-bank sentral melakukan pencetakan uang dengan jumlah lebih dari 18 triliun USD secara global, hal ini jelas saja terlihat dari meroketnya neraca di antara bank-bank G-6, yang meliputi Federal Reserve Amerika Serikat, Bank Sentral Eropa, Bank Inggris, Bank Jepang, Bank Cadangan Australia, dan Bank Kanada. Secara khusus, Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, dan Bank Jepang telah mencetak sebagian besar dari 18 triliun USD ini.
Menempatkan situasi ini dalam perspektif crypto, total kapitalisasi pasar crypto adalah 270 miliar USD, yang setara dengan 0,27 triliun USD. Jadi, bank-bank diatas tersebut telah mencetak uang sebesar 66,7 kali lipat dari jumlah total kapitalisasi pasar crypto.
Secara harfiah, jika Anda mengumpulkan nilai dari semua koin crypto dan token yang ada, dan mengalikannya dengan 66,7 kali, jadi segitulah banyaknya uang yang telah mereka cetak pada paruh pertama tahun 2020 ini.
Mereka mencetak uang sebanyak 18 triliun USD ini hanya untuk mengerem kehancuran ekonomi akibat pandemi namun nyatanya keadaan ekonomi masih sangat buruk, dan mungkin perlu lagi untuk melakukan pencetakan sejumlah besar uang selama beberapa bulan dan tahun mendatang untuk mencegah krisis ekonomi.
Pada akhirnya, tingkat pencetakan uang yang tidak wajar ini akan menyebabkan devaluasi mata uang fiat, yaitu inflasi. Mengapa? karena jika lebih banyak uang yang dicetak, maka hal itu akan meningkatkan jumlah uang yang beredar, akibatnya harga barang dan jasa akan naik.
Meskipun ada lebih banyak uang fiat yang mengalir di perekonomian, nilai dari setiap unit mata uang fiat akan turun.
Meskipun ini adalah faktor negatif bagi semua orang di dunia yang memegang mata uang kertas, pencetakan uang dalam jumlah besar ini kemungkinan akan menjadi kekuatan positif bagi pasar crypto.
Pada dasarnya, devaluasi mata uang fiat kemungkinan akan menyebabkan peningkatan jumlah investasi crypto, karena orang cenderung akan memindahkan dana mereka dari fiat ke crypto untuk menghindari inflasi.
Dengan kata lain, cryptocurrency adalah safe haven dari inflasi mata uang fiat, dan pencetakan uang sebesar 18 triliun USD pada tahun 2020 yang mungkin berakibat inflasi fiat akan meningkatkan penggunaan crypto sebagai safe haven.
Baca Artikel Lainnya: PayPal Buka Lowongan Pekerjaan Untuk Insinyur Crypto
The post Nasib Crypto, Bank Sentral Cetak Uang Besar-Besaran appeared first on .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar