Teknologi Blockchain ternyata dapat meningkatkan pendapatan Industri Dirgantara hingga sebesar Rp 545 Triliun per tahunnya
Industri perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan atau overhaul yang bisa disingkat MRO pesawat terbang telah membentuk sebuah Aliansi Blockchain MRO, aliansi blockchain yang terbentuk ini beranggotakan industri terkenal lainnya seperti HAECO Group, Bollore Logistics, Cathay Pacific, FLYdocs, dan SITA.
Industri MRO pesawat terbang menangani 35 miliar bagian per tahunnya, tetapi industri ini hanya sebagian saja yang merambah ke dunia digital, sehingga data masih terfragmentasi.
Baca Artikel Terkait Lainnya: Ripple Digadang Kuasai Pengiriman Uang Lintas Batas (Remitansi)
Blockchain memiliki potensi untuk membuat rantai pasokan (supply chain) industri MRO pesawat terbang menjadi efisien dan lebih terpadu, yang dapat menghasilkan penghematan sebesar Rp 47.7 Triliun per tahun, yang akan menghasilkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 545 Triliun di industri kedirgantaraan.
Nantinya, setiap bagian pesawat akan dilengkapi dengan paspor digital di blockchain, yang dapat membuktikan keaslian setiap bagian atau spreatpart pesawat.
Di luar industri MRO pesawat terbang, sektor-sektor lain dari industri kedirgantaraan yang dapat memperoleh manfaat dari blockchain yaitu manajemen identitas, kustodi/pelacakan lewat chain untuk kargo, bagasi, dan pesawat terbang, serta operasi penerbangan.
Dengan ini, diharapkan akan lebih banyak lagi pihak yang terlibat untuk bergabung dengan aliansi blockchain di industri kedirgantaraan kedepannya.
Baca Artikel Terkait Lainnya: $ 10K Jadi Tujuan, Uptrend Bitcoin Masih Berlanjut?
The post Blockchain Dapat Tingkatkan Pendapatan Industri Dirgantara Hingga Rp 545 Triliun Per Tahunnya appeared first on .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar