Bitcoin kurang lebih mengalami penurunan harga sebesar 11% dalam seminggu, namun kinerja BTC masih sesuai dengan prediksi stock-to-flow.
Sang pencipta model perkiraan harga Bitcoin stock-to-flow, PlanB, lewat sebuah tweet pada 1 Maret 2020, mengatakan bahwa harga BTC/USD akan berkisar di 8.500 USD (masih sesuai prediksi harga).
Di bulan Februari, ia memperkirakan bahwa BTC akan kehilangan level support moving average 200 hari, dengan catatan BTC akan tetap berharga di atas 8.200 USD per BTC.
Menurut PlanB, prospek harga BTC yang sebenarnya berkisar pada 8.600 USD.
“Sejauh ini sangat bagus dan .. indikatornya baru saja berubah menjadi 8600 USD (penutupan Maret),” tulisnya dalam komentar.
Stock-to-flow mengisyaratkan harga BTC rata-rata akan berkisar di 8.650 USD sebelum halving Bitcoin pada bulan Mei 2020.
Baca Artikel Terkait Lainnya: Profesor MIT Berpendapat Blockchain Tidak Cocok Untuk Pemungutan Suara
Menurut PlanB, kekuatan jaringan BTC akan terus bertambah setelah halving, hal ini akan memberikan efek positif bagi Bitcoin.
Di tahun 2012 dan 2016, kesulitan jaringan Bitcoin (Bitcoin network difficulty) mengalami peningkatan. Tahun ini, hash rate, juga mengalami lonjakan besar, dan memang seharusnya terus berkembang/meningkat.
“Saya tidak melihat penurunan hashrate setelah halving sebagai skenario yang mungkin terjadi, karena 1) setelah 2012 dan 2016 hashrate meningkat 2) penambang sudah berinvestasi di hardware baru yang lebih efisien daripada S9, dan penggantian hardware lama ini akan terus berlanjut kedepannya.”
Baca Artikel Terkait Lainnya: Metaverse DNA Bermitra dengan Tezos Dan TomoChain Untuk Mempresentasikan TEK2Students
The post Harga Bitcoin Harus Menguat Dan Tak Jatuh Ke 8.200 USD Agar Prediksi Stock-to-Flow Tepat appeared first on .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar