Para peneliti mengklaim adanya manipulasi pasar di tahun 2017 lalu, peneliti tersebut mengatakan bahwa ada satu paus yang bertanggung jawab atas terjadinya lonjakan harga Bitcoin di tahun 2017 lalu. Hal ini dilaporkan oleh Bloomberg tanggal 4 November 2019.
John M. Griffin dan Amin Shams dari universitas Texas dan Ohio – dalam penelitiannya mengatakan terdapat kasus pelanggaran pasar yang diduga mendalangi laju kenaikan harga Bitcoin ke titik harga tertinggi sepanjang masanya yaitu 20.000 dollar AS pada bulan Desember 2017.
Hasil analisis Griffin dan Sham, pertama kali diterbitkan dalam sebuah makalah penelitian pada bulan Juni 2018 lalu, berpendapat bahwa pola transaksi pada blockchain sangatlah aneh, disini mereka mengatakan bahwa Tether telah dimanfaatkan untuk memberikan dukungan harga dan memanipulasi pasar Bitcoin:
“Pembelian dengan menggunakan Tether telah ditentukan waktunya setelah penurunan pasar dan menghasilkan kenaikan harga Bitcoin yang cukup besar. Aliran ini disebabkan oleh satu entitas, kluster di bawah harga bulat, menginduksi autokorelasi asimetris dalam Bitcoin, dan menyarankan cadangan Tether yang tidak mencukupi sebelum akhir bulan.”
Sembari menunjukkan permintaan dari investor tunai, mereka berpendapat bahwa pola-pola ini selaras dengan “hipotesis berbasis suplai dari uang digital yang tidak dibacking untuk menggembungkan harga cryptocurrency.”
Makalah tersebut nantinya secara resmi akan diterbitkan dalam makalah peer-review di Journal of Finance.
Mereka berpendapat bahwa analisis transaksi Tether dan Bitcoin dari 1 Maret 2017 hingga 31 Maret 2018 mengkonsolidasikan pandangan mereka pada satu entitas – yang bertransaksi melalui adik perusahaan Tether, yaitu Bursa kripto Bitfinex – yang menjadi dalang manipulasi:
“Pola ini hanya ada pada periode setelah pencetakan Tether, didorong oleh satu pemegang akun terbesar, dan lepas dari pandangan bursa lain.”
Para akademisi terus mengklaim bahwa:
“Simulasi menunjukkan bahwa pola-pola ini sangat tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Pemain atau entitas besar ini menunjukkan waktu pasar Kewaskitaan (Clairvoyance) atau memberikan dampak harga yang sangat besar pada Bitcoin yang tidak teramati dalam aliran agregat dari pedagang kecil lainnya.”
*Kewaskitaan (Clairvoyance) adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu secara langsung. Berbeda dengan telepati, clairvoyance, menerima informasi secara langsung dari objek atau kejadian, baik dimasa lalu, saat ini, atau masa depan.
Penasihat Umum Tether, Stuart Hoegner menolak klaim para akademisi tersebut dengan merilis sebuah pernyataan bahwa penelitian mereka itu “cacat secara mendasar” dan berasal dari kumpulan data yang tidak valid.
The post Benar Atau Salah: Menurut Penelitian, Bull Run Bitcoin Tahun 2017 Ada Campur Tangan Seorang Whale Atau Paus appeared first on .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar