Jumat, 08 Februari 2019

Apa Yang Kita Tahu Dan Yang Tidak Mengenai Kasus QuadrigaCX

Apa Yang Kita Tahu Dan Yang Tidak Mengenai Kasus QuadrigaCX

QuadrigaCX, merupakan bursa cryptocurrency dari Kanada. Bursa tersebut menjadi berita panas akhir-akhir ini di seluruh dunia ketika bursa QuadrigaCX mengumumkan pengajuan perlindungan kreditor dan berutang sebanyak 1,8 Triliun Rupiah lebih ke para pelanggannya.

Bursa QuadrigaCX dikabarkan telah lama mengalami masalah dengan perbankan di negara asalnya tersebut selama lebih dari satu tahun terakhir ini. Dan banyak dari para pelanggannya mengeluh karena mereka tidak bisa dengan mudah menarik uang mereka selama beberapa bulan terakhir ini. Kekhawatiran ini ditambah dengan isu bahwa bursa tersebut akan mengalami kebangkrutan atau lebih parahnya menjalankan skema penipuan, hal ini semakin memburuk ketika muncul sebuah pengumuman bahwa pendiri dan CEO-nya, yaitu Gerald Cotten meninggal dunia karena penyakit Crohn yang dideritanya saat berada di India.

Setelah mengalami mis komunikasi selama berminggu-minggu dan situs web yang terus offline, bursa tersebut membuat pengumuman pengajuan untuk penundaan proses dengan upaya untuk mencegah tuntutan hukum pelanggan dan mencari solusi atau jalan keluar selanjutnya yang akan sama-sama menguntungkan.

Situasi seperti ini mengingatkan kita akan kasus Mt Gox yang pernah terjadi sebelumnya. Ditambah lagi banyak dari outlet berita dan publikasi yang telah membuat cerita, yang berklimaks pada ketidakmampuan bursa dalam mengakses dana pelanggannya setelah kematian Cotten. Hal ini memicu kegaduhan dan kericuhan.

Namun telah diputuskan, bahwa seorang hakim Mahkamah Agung Nova Scotia dikabarkan telah mengabulkan permohonan Bursa QuadrigaCX, dan memberikan bursa waktu selama 30 hari untuk mencoba dan memulihkan setiap dana cryptocurrency, serta menemukan jalan lain untuk mengganti uang pelanggannya tersebut.

Walaupun sudah ada putusan jelas dari lembaga hukum atas kasus ini, masih banyak pertanyaan yang muncul dari para pelanggan, pengamat, dan kritikus QuadrigaCX. Kami tengah menyimpulkan beberapa pertanyaan terbesar yang saat ini ada.

Yang Kita Tahu

Quadriga berhutang banyak uang

QuadrigaCX mengatakan berutang kepada 115.000 orang atau sekitar 2,6 Triliun rupiah dalam bentuk fiat dan crypto. 115.000 pelanggan ini adalah bagian dari akun yang memiliki balance yang terdiri dari hampir 300.000 akun individual yang dibuat.

Dalam pengajuan pengadilan minggu lalu, Robertson mengklaim bahwa dia, atau siapa pun di tim QuadrigaCX, tidak tahu cara mengakses cadangan crypto bursa tersebut. Bursa tersebut memegang sekitar 26.500 bitcoin (1,2 Triliun Rupiah), 11.000 bitcoin cash (18,1 Milyar Rupiah), 11.000 bitcoin cash SV (9,8 Milyar Rupiah), 35.000 bitcoin gold (4,9 Milyar Rupiah), 200.000 litecoin (90,8 Milyar Rupiah) dan sekitar 430.000 ether (642 Milyar Rupiah) , jadi semua jumlah dana total adalah 2 Triliun Rupiah, menurut pernyataan tertulis.

Cotten dilaporkan melakukan semua operasi bisnisnya dari laptop yang sudah dienkripsi, yang tidak dapat diakses oleh Robertson. Sementara seorang konsultan telah disewa untuk mencoba dan masuk ke laptop, sejauh ini belum berhasil.

Yang memperparah masalah bursa saat ini adalah banyak dari cadangan uang fiatnya masih ditahan yang terdokumentasi di Canadian Imperial Bank of Commerce. Belum ada batas waktu kapan dana tersebut dapat dicairkan.

Ada yang mengatakan bahwa bursa tersebut diperkirakan berutang kepada para pelanggannya sekitar 740 Milyar Rupiah dalam bentuk fiat dan 1,9 Triliun Rupiah dalam bentuk crypto.

Simpanan Dana bursa Quadriga tidak semuanya ada dalam bentuk crypto

Menurut laporan yang diajukan ke pengadilan, sekitar $ 70 juta CAD (740 Milyar Rupiah) dana dipegang oleh lembaga pemroses pembayaran dalam bentuk fiat.

Dari jumlah tersebut, sekitar $ 30 juta CAD (321 Milyar Rupiah) dipegang oleh prosesor pembayaran Billerfy dalam bentuk draft bank. Billerfy telah menjelaskan bahwa mereka kesulitan menemukan mitra perbankan untuk mendukung pencairan dana ini.

Quadriga Diberi Waktu Selama 30 Hari Untuk Masa Pemulihan

Sesuai putusan hukum, bursa Quadriga diberi waktu selama 30 hari untuk mencoba dan memulihkan cadangan cryptocurrency yang hilang tersebut, serta membuka kunci kepemilikan fiatnya dan mencari aset lain yang dapat menghasilkan pendapatan. Dalam pengarsipan awal, EY mengindikasikan bahwa bursa dapat menjual platform perdagangannya sebagai salah satu penghasil pendapatan tersebut.

Menurut laporan, jatuh tempo masa pemulihan ini pada 1 Maret 2019, dan sidang selanjutnya akan diadakan pada akhir periode 30 hari untuk menentukan kemajuan apa yang sedang dilakukan Quadriga.

Akan ada sidang terpisah untuk menentukan firma hukum mana yang akan ditunjuk sebagai penasihat perwakilan pada 14 Februari 2019 nanti.

Apa Yang Tidak Kita Ketahui

Apakah Cold Wallet Milik Quadriga Itu Benar-Benar Ada? Atau Malah Tidak Ada

Salah satu klaim paling mengkhawatirkan dalam pernyataan tertulis pada hari Kamis kemarin adalah bahwa tim saat ini tidak dapat mengakses cold wallet yang menyimpan cadangan Quadriga. Namun, banyak orang dari komunitas crypto meragukan pernyataan ini.

Namun menurut Pendiri dan CEO MyCrypto Taylor Monahan bahwa bursa tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda penyimpanan cold wallet. Monahan menyatakan:

“Hampir semua transaksi terbesar dikirim ke bursa atau di antara tiga alamat ‘primer’ … Saya belum melihat apa pun yang menunjukkan cadangan besar atau mekanisme cold storage yang sedang digunakan pada rantai Ethereum,” jelasnya.

Perbedaan dalam apa yang dikatakan data blockchain tentang kepemilikan Quadriga dan apa yang diklaim oleh bursa tersebut telah menimbulkan pertanyaan besar tentang keberadaan dana tersebut, hal ini memicu tuduhan penipuan atau skema yang sedang di jalankan oleh bursa dan operatornya.

Masalah dengan dompet multi-sig

Pada 2015, Cotten mengatakan bursa Quadriga menggunakan dompet multi-sig sebagai tindakan keamanan. Dompet multi-sig biasanya menggunakan banyak pihak dalam mempertahankan kendali atas bagian dari private key dompet.

Dalam skenario seperti ini, dua atau lebih pihak harus menandatangani transaksi agar dapat disetujui. Namun, tampaknya tidak ada satu karyawan Quadriga pun yang menyatakan diri dapat menandatangani transaksi di bursanya tersebut.

Yang masih menjadi misteri, apakah benar adanya bahwa bursa tersebut menggunakan dompet multi-sig, di mana Cotten mengelola semua tanda tangan ini, atau apakah tindakan keamanan yang pernah di bilang Cotten itu benar-benar digunakan oleh bursa selama ini?

Rumor dan spekulasi

Ada dua dokumen terpisah yang menyatakan bahwa Cotten meninggal pada 9 Desember 2018 di Jaipur, ibu kota negara bagian Rajasthan, India, namun banyak teori konspirasi online yang terus mengklaim bahwa ia memalsukan kematiannya untuk menghindari kasus penipuan yang sedang ia jalankan.

JA. Snow Funeral Home, yang mengeluarkan pernyataan kematian pada 12 Desember 2018, menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa mereka pernah mengeluarkan dokumen tersebut.

Secara terpisah, Direktorat Ekonomi dan Statistik Pemerintah Rajasthan mengeluarkan sertifikat kematian untuk Cotten pada 13 Desember 2018, yang diperoleh dan diterbitkan oleh CoinDesk. Tidak ada penyebab kematian yang tertulis dan penyelidikan lebih lanjut mengenai kematiannya tersebut.

Gambar dari pixabay

The post Apa Yang Kita Tahu Dan Yang Tidak Mengenai Kasus QuadrigaCX appeared first on .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar